Beberapa hari yang lalu sebuah media online mengabarkan seorang
artis korea Bernama Yoo Ju Eun meninggal karena yang bunuh diri (https://hot.detik.com/celeb/d-6261267/bintang-korea-yoo-ju-eun-bunuh-diri-ini-profil-lengkapnya).
Kadang kita bertanya, mengapa seseorang harus bunuh diri? Padahal
banyak diantara mereka adalah orang yang terkenal, berkecukupan materi, ganteng/cantik,
pintar, dan predikat-predikat hebat lainnya.
Nah …. melalui tulisan berikut ini kita akan mengenal
kecerdasan yang kita miliki yang selama ini banyak yang belum mengenal. Apa
itu? Para pakar menyebutnya Adversity Quotient (AQ) yang jika dibahasa
Indonesiakan secara bebas menjadi Kecerdasan Ketahanmalangan.
Menurut Stoltz, kecerdasan adversitas
memiliki 4 (empat) dimensi yang biasa disingkat dengan CO2RE
yaitu :
1. Control (C)
Dimensi ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa banyak atau seberapa besar kontrol yang dirasakan oleh individu
terhadap suatu peristiwa yang sulit. Individu yang memiliki tingkat kecerdasan
adversitas yang tinggi merasa bahwa mereka memiliki kontrol dan pengaruh yang
baik pada situasi yang sulit bahkan dalam situasi yang sangat di luar kendali.
Individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi control akan berpikir bahwa
pasti ada yang bisa dilakukan, selalu ada cara menghadapi kesulitan dan tidak
merasa putus asa saat berada dalam situasi sulit.
2. Origin dan Ownership (O2)
Dimensi ini mempertanyakan dua hal,
yaitu apa atau siapa yang menjadi penyebab dari suatu kesulitan dan sampai
sejauh manakah seseorang mampu menghadapi akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
situasi sulit tersebut.
·
Origin
Dimensi ini mempertanyakan siapa atau
apa yang menimbulkan kesulitan. Dimensi ini berkaitan dengan rasa bersalah.
Individu yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi menganggap sumber-sumber
kesulitan itu berasal dari orang lain atau dari luar. Individu yang memiliki
tingkat origin yang lebih tinggi akan berpikir bahwa ia merasa
saat ini bukan waktu yang tepat, setiap orang akan mengalami masa-masa yang
sulit, atau tidak ada yang dapat menduga datangnya kesulitan.
·
Ownership
Dimensi ini mempertanyakan sejauh mana
individu bersedia mengakui akibat yang ditimbulkan dari situasi yang sulit.
Individu yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi mampu bertanggung jawab dan
menghadapi situasi sulit tanpa menghiraukan penyebabnya serta tidak akan
menyalahkan orang lain.
3. Reach (R)
Dimensi ini merupakan bagian dari
kecerdasan adversitas yang mengajukan pertanyaan sejauh mana kesulitan yang
dihadapi akan mempengaruhi bagian atau sisi lain dari kehidupan individu.
Individu yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi memperhatikan kegagalan dan
tantangan yang mereka alami, tidak membiarkannya mempengaruhi keadaan pekerjaan
dan kehidupan mereka.
4. Endurance (E)
Dimensi keempat ini dapat diartikan
ketahanan yaitu dimensi yang mempertanyakan berapa lama suatu situasi sulit
akan berlangsung. Individu yang memiliki kecerdasan adversitas tinggi memiliki
kemampuan yang luar biasa untuk tetap memiliki harapan dan optimis.
Stoltz menjelaskan bahwa ada beberapa
faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan adversitas antara lain:
1. Bakat
Bakat menggambarkan penggabungan antara keterampilan, kompetensi, pengalaman dan pengetahuan yakni apa yang diketahui dan mampu dikerjakan oleh seorang individu.
2. Kemauan
Kemauan menggambarkan motivasi,
antusiasme, gairah, dorongan, ambisi, dan semangat yang menyala-nyala.
3. Kecerdasan
Menurut Gardner terdapat tujuh bentuk
kecerdasan, yaitu linguistik, kinestetik, spasial, logika matematika, musik,
interpersonal, dan intrapersonal. Individu memiliki semua bentuk kecerdasan
sampai tahap tertentu dan beberapa di antaranya ada yang lebih dominan.
4. Kesehatan
Kesehatan emosi dan fisik juga
mempengaruhi individu dalam mencapai kesuksesan.
5. Karakteristik kepribadian
Karakteristik kepribadian seorang
individu seperti kejujuran, keadilan, ketulusan hati, kebijaksanaan, kebaikan,
keberanian dan kedermawanan merupakan sejumlah karakter penting dalam mencapai
kesuksesan.
6. Genetika
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
faktor genetik merupakan salah satu faktor yang mendasari perilaku dalam diri
individu.
7. Pendidikan
Pendidikan mempengaruhi kecerdasan,
pembentukan kebiasaan yang sehat, perkembangan watak, keterampilan, hasrat, dan
kinerja yang dihasilkan individu.
8. Keyakinan
Keyakinan merupakan ciri umum yang
dimiliki oleh sebagian orang-orang sukses karena iman merupakan faktor yang
sangat penting dalam harapan, tindakan moralitas, kontribusi, dan bagaimana
kita memperlakukan sesama kita.
Semua faktor yang telah disebutkan di
atas merupakan hal-hal yang dibutuhkan untuk tetap bertahan dalam situasi yang
sulit agar mencapai kesuksesan. Peran Adversity Quotient (AQ)
sangat penting dalam mencapai tujuan hidup atau memperhatankan visi seseorang,
AQ digunakan untuk membantu individu memperkuat kemapuan dan ketekunannya dalam
menghadapi tantangan hidup sehari-hari, sambil tetap berkembang pada prinsip
dan impian yang menjadi tujuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar